Thursday, 30 June 2016

Terusir

Judul Buku                  : Terusir
Pengarang                   : HAMKA

Hello everybody, I am back!

Setelah beberapa bulan berkutat dengan satu tugas yang lama tak sudah, akhirnya selesai juga. Beberapa hari lalu iseng main ke Palasari yang dikenal sebagai pusat penjualan buku murah di Bandung. Setelah tanya-tanya sama penjual akhirnya ketemu satu karangan Hamka berjudul “Terusir”.  Bukunya cukup tipis dan mungkin tidak begitu terkenal seperti “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk”. Tapi tetap saja, setipis apapun bukunya yang namanya cerita lama tetap menarik bagi saya. Gaya bahasa melayu dan serpihan-serpihan nasihat yang terselip di antara cerita menjadi bumbu-bumbu yang jarang bisa saya dapatkan di buku cerita modern sekarang.

“Terusir”. Seperti judulnya buku ini mengisahkan tentang seorang istri yang diusir suaminya karena hasutan keluarga si suami. Berlatar di daerah Minangkabau, Medan dan Jakarta pada akhir-akhir masa penjajahan Belanda. Alkisah ada seorang laki bini yang hidup bahagia. Keluarga suami berasal dari keluarga kaya, sebaliknya si istri hanyalah dari keluarga miskin. Pada masa itu sudah jamak kiranya yang kaya berjodoh dengan yang kaya. Namun karena cinta, si suami berkeras untuk tetap menikahi istrinya walau banyak keluarganya yang tak terima. Akhirnya dengan segala cara pihak keluarga si suami berusaha untuk memisahkan dua laki bini ini. Entah setan dari mana, di fitnah si istri sampai si suami murka dan mengusirnya dari rumah meninggalkan seorang anak yang masih butuh kasih sayang ibu.

Si istri terlunta kesana kemari dari ke Medan bahkan sampai ke Betawi. Karena keadaan hidup si istri terjebak dalam dunia gelap. Bertahun berlalu sampai si anak dewasa. Kisah demi kisah mengantarkan si anak bertemu dengan ibunya. Namun sayang keadaan tak berpihak pada mereka. Mereka bertemu sebagai seorang tahanan dan pembela. Si ibu tertahan jadi orang kurungan. Demi cintanya pada sang anak, si ibu tak tega untuk membuka luka lama. Sampai mati rahasia itu dibawanya. Si ayahpun begitu pula, setelah mendengar nasihat kawan akhirnya dia sadar kalau sudah salah langkah. Derita pun dibawanya sampai mati. 

Ada banyak kisah perjalanan yang menarik untuk di baca di buku ini. Bahasanya mengalir lincah dari satu cerita ke cerita lainnya. Sayangnya ceritanya cukup singkat. Walaupun begitu hal ini tak mengurangi rasa penasaran saat membalik lembar demi lembarnya. Buku ini memberikan pelajaran bagi kita agar tak cepat berburuk sangka dan tak cepat termakan omongan orang. Pilih pilah dulu setiap kabar berita. Periksa kebenarannya. Jangan karena terbawa emosi sesaat jadi kalap dan lupa diri sampai menyesal seumur hidup nantinya. Menarik bukan? Ayo baca.. J